31 Oktober 2024 7:23 am

Mendaki Jalan Menuju Allah di Tengah Dinamika Zaman Milenial

Mendaki Jalan Menuju Allah di Tengah Dinamika Zaman Milenial

### Mendaki Jalan Menuju Allah di Tengah Dinamika Zaman Milenial

*Oleh: Bustanul Arifin A*
-
Al-Quran menggambarkan bahwa hidup adalah pilihan, dan setiap manusia memiliki dua jalan yang bisa ditempuh: jalan kebaikan atau jalan keburukan. Allah SWT memerintahkan manusia untuk memilih jalan yang penuh keteguhan dan kesabaran, meskipun jalur itu sering kali sulit. Dalam QS. Al-Balad (90:10-12), Allah menekankan bahwa memilih jalan kebaikan adalah pilihan yang penuh tantangan, ibarat medan berat yang memerlukan tekad kuat dan kesabaran. Ayat ini menggambarkan perjalanan hidup sebagai ujian yang tidak ringan, penuh dengan rintangan dan godaan yang bisa menyesatkan siapa saja yang lemah dalam berpegang pada prinsip kebenaran.

### Memahami Tafsir Al-Quran Tentang Jalan Kebaikan


Para ulama klasik telah lama menjelaskan makna QS. Al-Balad ayat 10-12 ini. **Ibnu Katsir** menjelaskan bahwa dalam firman Allah: *وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ* (“dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan”), Allah memberikan manusia pilihan jelas antara kebaikan dan keburukan. Sedangkan pada ayat berikutnya, *فَلَا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ* (“maka tidaklah ia menempuh jalan yang mendaki itu”), ayat ini menjadi dorongan bagi manusia agar berani memilih jalan kebaikan, meskipun sulit dan membutuhkan ketabahan serta keteguhan hati. **Al-Qurtubi** menegaskan hal serupa, bahwa istilah *النجدين* (dua jalan) adalah simbol pilihan manusia antara jalan menuju kebaikan atau keburukan. Allah SWT memberi kebebasan untuk memilih, tetapi menekankan agar manusia berani menempuh jalan yang benar, meskipun terjal. Menurut Al-Qurtubi, *فَلَا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ* merupakan isyarat bagi manusia untuk tidak menghindari jalan yang menuntut perjuangan. Jalan ini adalah simbol dari upaya terus-menerus dalam amal kebaikan yang membutuhkan keteguhan hati. **As-Sa’di** menambahkan bahwa jalan ini dibedakan sebagai jalan iman dan ketaatan, yang membutuhkan pengorbanan dan kesabaran, serta jalan kekafiran dan kemaksiatan, yang tampak mudah dan penuh kenikmatan semu. As-Sa’di menjelaskan bahwa *jalan mendaki* ini adalah simbol ketaatan, yang penuh perjuangan, tetapi menjanjikan ridha Allah SWT di ujungnya. **Al-Baghawi** menggambarkan ujian hidup ini sebagai dua pilihan yang diberikan kepada manusia: jalan menuju ketaatan atau jalan menuju keburukan. Menurutnya, jalan mendaki ini adalah perumpamaan bagi ketaatan kepada Allah, yang meski sulit, merupakan jalan yang mulia. Melalui ayat ini, Allah mengingatkan manusia untuk tidak takut menghadapi kesulitan di jalan kebaikan karena di baliknya terdapat kemuliaan yang dijanjikan.

### Hikmah dan Petunjuk dari Para Ulama


Perjalanan menuju kebaikan dan kedekatan dengan Allah SWT adalah jalan yang penuh rintangan. Namun, para ulama dan salafus salih telah melalui jalan ini terlebih dahulu, meninggalkan jejak berupa nasihat dan contoh bagi generasi berikutnya. **Syeikh Abu Yazid al-Busthami** menyebutkan bahwa tantangan terbesar adalah di langkah-langkah awal, di mana seseorang sering dihadapkan pada ujian berat yang menguji niatnya. Tetapi jika ia bertahan dan tekun, Allah SWT akan memberikan “tempat peristirahatan,”(Maqom) yaitu ketenangan dan keikhlasan yang menguatkan hati untuk melanjutkan perjalanan. Allah juga berjanji untuk membantu mereka yang ikhlas berjuang di jalan-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya:
> وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
*“Orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhaan Kami, Kami akan menunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.”* (QS. Al-Ankabut [29]: 69)
Ayat ini mengingatkan bahwa Allah akan menunjukkan jalan yang benar bagi siapa saja yang bersungguh-sungguh mencari ridha-Nya. Setiap usaha menuju kebaikan tidak akan sia-sia karena Allah membalasnya dengan petunjuk, bimbingan, dan ketenangan.

### Tantangan di Era Modern: Menjaga Keteguhan Hati


Di tengah dunia modern, godaan dan kesenangan duniawi sering kali membuat kita lalai dari jalan Allah. Kesenangan dan kenyamanan dunia mungkin terasa mudah dan menggiurkan, tetapi Rasulullah SAW mengingatkan:
*حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ*
*“Ketahuilah bahwa surga itu dikelilingi oleh hal-hal yang dibenci (oleh nafsu), dan neraka dikelilingi oleh hal-hal yang menyenangkan (bagi nafsu).”* (HR. Muslim no. 2822, HR. Bukhari no. 6487)
Hadis ini menegaskan bahwa jalan menuju surga memang penuh tantangan. Hal-hal yang sulit, yang bertentangan dengan nafsu, adalah ujian bagi keimanan dan ketulusan kita dalam mengharapkan ridha Allah. Di sisi lain, kesenangan yang mudah dijangkau justru sering kali menjauhkan kita dari jalan kebaikan.

### Keyakinan dalam Janji Allah


Dalam perjalanan menuju kebaikan, keyakinan bahwa Allah akan menolong adalah sumber kekuatan utama. Ketika seseorang menghadapi ujian dan rintangan, ia bisa mengingat bahwa ia tidak sendirian. Allah selalu bersama orang-orang yang berbuat baik dan tulus dalam mencari ridha-Nya. Janji ini menegaskan bahwa setiap tantangan menjadi sarana untuk memperkokoh iman dan meningkatkan kedekatan dengan Allah SWT.

### Penutup: Kesabaran adalah Kunci


Memilih jalan kebaikan memang tidak mudah, tetapi setiap langkah mendekatkan kita kepada Allah SWT. Sebagaimana Allah berfirman:لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”* (QS. Al-Baqarah [2]: 286) Ayat ini menegaskan bahwa setiap rintangan dalam perjalanan kebaikan diukur oleh Allah sesuai kemampuan hamba-Nya. Kesulitan yang kita hadapi di jalan kebaikan adalah bentuk kasih sayang Allah, yang ingin hamba-Nya semakin mendekat kepada-Nya dengan ketekunan, keikhlasan, dan kesabaran. Hanya dengan itu, kita dapat mencapai kebaikan yang lebih tinggi, dan pada akhirnya, meraih ridha serta cinta Allah SWT.

### Kesimpulan


Perjalanan menuju Allah bukanlah jalan yang singkat atau mudah. Setiap langkahnya membutuhkan kesabaran, tekad, dan keteguhan hati. Namun, dengan mengingat nasihat para ulama dan janji Allah dalam setiap usaha yang kita lakukan, kita akan menemukan kekuatan untuk terus berjalan di jalan yang benar, meskipun sulit.[Wa Allah a’lam ]
Blog Post Lainnya
Social Media
Alamat
Metode Pengiriman
Berita Newsletter
`Berlangganan
-
@2024 zonadigibook.com Inc.